"Hhh..." akhirnya ada yang tau aku menyukai "si dy". Beban dalam diriku sedikit berkurang, benar-benar seperti melepaskan sesuatu yang sangat berat. Aku tau memang tidak mungkin menyimpannya sendirian dan setelah aku berbagi, tidak hanya terasa lebih ringan tapi juga aku seperti menemukan jalan keluar dari masalahku selama ini. "Bagaimana cara menyampaikan perasaanku padanya?!", itu masalahku selama ini.
Waktu berjalan dan masih belum ada perkembangan pada diriku maupun hubunganku dengan dirinya. Meskipun sekarang Marco juga sudah tau tentang itu, meskipun semakin banyak yang membantu belum terjadi sesuatu yang berarti. Padahal aku begitu berharap, menggantungkan diri pada mereka, mungkin itu kesalahanku yang lainnya. Bukan berarti salah aku telah percaya pada mereka. Mereka telah terlalu banyak membantuku, memberiku nasehat-nasehat meskipun kadang brutal tapi aku sangat berterima kasih. Tapi ada satu hal yang tidak dapat mereka lakukan, hanya satu hal, mereka tidak tau cara untuk membantuku mendekati "si dy" karena mereka tidak cukup dekat dengannya. Aku tau itu berarti aku harus tetap berusaha sendiri pada bagian tersulit. Memang aku agak sedikit kecewa harapanku tidak sepenuhnya benar, tapi aku tetap sangat berterim kasih atas semangat dan nasehat yang mereka berikan. Tanpa bantuan mereka? Entah apa yang terjadi.
Tapi semua itu, segala harapan dan semangat yang telah mereka berikan hilang ditelan rasa tidak percaya diriku dan nasehat mereka tidak dapat aku pilah dengan benar, mana yang sesuai denga keadaanku sekarang. Aku terus mengulangi kesalahan bodohku dan inilah salah satu ceritanya...
Februari, tepatnya beberapa hari sebelum Valentine aku sudah bertekad akan memanfaatkan hari kasih sayang itu sebagai momen yang tepat. Aku nekat ingin memberinya cokelat dan menyatakan perasaanku padanya. Aku sudah begitu menggebu-gebu ingin segera melakukannya. Aku menanti hari demi hari dengan begitu gelisah. Sehari sebelum Valentine aku menceritakan pada salah seorang dari mereka dan aku meminta pendapatnya. Dia berkata, "Terserah sih, tapi mendingan PDKT dulu. Tapi gw ga tau sih, kan lu yang lebih tau keadaannya." Aku menjadi bimbang padahal itu hanya sekedar sugesti, tapi aku panik, aku takut harus mengambil keputusan sendiri. Aku jadi sedikit ragu...
Hari itu sepulang sekolah aku mempertimbangkan rencanaku. Aku mencoba memikirkannya dengan kepala dingin. "Gw udah punya coklat, tinggal gw bawa aja trus kasih dia. Abis itu gw cuma perlu ngomong apa yang harus gw omongin. Tapi..." Pikiranku terus berubah-ubah, kadang begitu bersemangat ingin melanjutkan rencana itu, tapi kadang aku jadi begitu ragu. Hingga malam hari aku terus berusaha mempertimbangkannya agar tidak menyesal nantinya. Akhirnya aku mengambil keputusan yang salah, aku memutuskan untuk menundanya sebentar lagi. Mungkin lebih baik aku menundanya hingga hari ulang tahunnya, hanya sekitar dua minggu lagi jadi aku bisa mempersiapkan diriku dengan lebih baik.
Akhirnya aku tidak jadi menjalankan rencanaku keesokan harinya. Kita lihat bagaimana kejadian selanjutnya, apakah aku masih memiliki kesempatan untuk menyatakan perasaanku di hari ulang tahunnya, cukupkah waktuku?
"Kebenaran terkadang adalah hal yang sulit untuk dikatakan, apalagi untuk mengakui kebenaran akan sebuah kesalahan yang kita lakukan, itu adalah suatu perjuangan berat. Tapi kita tidak bisa menutup-nutupinya untuk selamanya karena perasaan bersalah akan terus menghantui kita. Keputusan terbaik adalah mengakui kesalahan itu dan belajar darinya karena dari situ kita akan menjadi lebih bijaksana. Kesalahan bukanlah akhir, tapi awal dari sebuah kehidupan baru yang lebih baik."
Sabtu, 27 Desember 2008
(Part 10) Rencana yang Tidak Sempurna
Diposting oleh Michael Resista di 18.55 0 komentar
Sabtu, 13 Desember 2008
(Part 9) Terungkapnya Sebuah Rahasia
Maaf telah membuat semuanya menunggu lama. Aku sempat memutuskan tidak akan meneruskan blog ini, tapi atas permintaan para pembaca aku kembali menulis. Untuk sekedar mengingatkan, di bagian sebelumnya aku telah menceritakan bagaimana dia telah membuatku begitu bahagia di hari ulang tahunku. Selanjutnya aku akan menceritakan semua kebenaran kisah cintaku. Aku akan memaparkan segalanya, yang selama ini masih kabur. Semuanya, seluruh kunci yang bisa dibilang kesalahanku dalam membuat pilihan yang sebenarnya sangat menentukan kelanjutan dari kisah ini. Di sinilah cerita sesungguhnya baru akan dimulai...
Berbulan-bulan telah berlalu dan aku masih sama dengan diriku yang dulu, masih terlalu bodoh untuk belajar dari kesalahanku. Semua ini membuatku tidak mendapatkan perkembangan yang berarti dalam usaha untuk menjadi semakin dekat dengan "si dy". Memang kami masih sering bertemu untuk bertegur sapa (sebenernya gw yang suka sengaja lewat-lewat di depan dia), tapi aku merasakan sesuatu yang begitu menggangguku, aku merasa kita semakin jarang mengobrol. Aku merasakan kita tidak sedekat dulu.
Aku merasa semuanya murni kesalahanku. Sebenarnya aku merasakan bahwa dia sayang padaku, tapi aku tidak yakin. Takut itu hanya perasaanku. Aku juga tidak pernah yakin akan diriku sendiri, aku tidak yakin siap mendampingi dirinya. Aku tau semua ini salahku, aku telah menggantungkan hubungan ini, aku menggantungkan cinta yang dia berikan. Betapa bodohnya diriku, betapa egois dan pengecutnya aku.
Dulu memang aku sempat mempunyai alasan yang sebenarnya bodoh dan aku buat-buat sendiri. Aku belum siap karena tidak memiliki alat komunikasi sehingga aku takut tidak dapat berkomunikasi dengan baik di luar sekolah. Aku takut hubungan kita tidak dapat bertahan. Namun sekarang seharusnya tidak ada alasan lagi, aku sudah punya alat komunikasi yang kubutuhkan itu, aku sudah mendapatkan handphone yang kuinginkan. Tapi... apa yang kulakukan? Tetap saja tidak ada perubahan, tidak ada usaha dariku. Aku tidak berusaha mendapatkan nomor handphonenya. Aku terlalu takut untuk memintanya. Bagaimana dengan meminta dari teman lain? Tidak, aku terlalu malu, lagipula tidak ada seorang pun yang tau tentang perasaanku kepadanya. Aku tak pernah bercerita hingga suatu saat...
Di hari Sabtu, di saat aku mengikuti eskul catur yang mungkin seharusnya membosankan dan kelihatannya serius, tapi kenyataannya jadi seperti gabungan pasar, kebun binatang, dan rumah sakit jiwa. Semua gara-gara isinya anak-anak blangsak yang dari SMP udah ikut catur (sebenernya sih cuma buat pelarian. Kalo boleh cerita sedikit, dulu guru catur yang di SMP sempet mau bunuh diri gitu sakin stressnya! Jadi kebayang ya?! Gimana nggak? Orang eskulnya catur pada maen gundu. Ckckck.) Kembali ke cerita, pagi itu kami anak-anak laknat main catur sambil ngeliatin anak MD, bercanda, teriak-teriak, dsb. Menjelang akhir, kita sudah mulai bosan dan mulai ngobrol sendiri-sendiri. Saat itu aku mengobrol dengan Johan dan tiba-tiba ia bertanya kepadaku, "Lu lagi deket sama siapa sih Mike? Cri cewe lah!". Aku bingung harus berkata apa, aku terlalu malu untuk menceritakan rahasiaku karena ini cinta pertamaku. Aku hanya diam dan menggeleng sambil senyum-senyum. "Cerita-cerita lah Mike! Sama temen sendiri juga! Ayolah!" Aku tetap menolak untuk menjawabnya. Kami terus berdebat dan entah kenapa semakin lama aku semakin terdorong untuk menceritakannya. Padahal sebelum-sebelumnya tidak ada yang pernah berhasil membuatku membuka mulut. Bujukan Johan emang maut! Dasar iblis^^! Akhirnya aku kalah dan mau juga memberitahunya, tapi aku tidak mau menyebutkan namanya begitu saja. Aku tetap keras kepala, aku menyuruh dia menebaknya, agak lama namun akhirnya dia berhasil. Aku menyuruhnya berjanji untuk menyimpan rahasia itu.
Diposting oleh Michael Resista di 17.37 1 komentar
Sabtu, 18 Oktober 2008
(Part 8) Hari Paling Istimewa
Bulan Juli telah berlalu tanpa ada sesuatu yang istimewa. Belum ada perubahan yang berarti dariku. Aku masih belum belajar dari kesalahanku. Aku masih tidak peka terhadap perasaannya, aku masih tidak berani mendekati dirinya, dan aku masih suka membuang-buang kesempatan yang ada. Tapi kali ini bukan hal itu yang ingin kuceritakan. Ada sebuah pengalaman istimewa bagiku setelah bulan Juli berlalu, tepatnya di bulan Agustus. Pengalaman yang membuatku yakin bahwa dia peduli padaku.
Awal bulan Agustus, tepatnya pada tanggal 11. Ada apa hari itu? Ya benar, hari itu aku berulang tahun^^
Pagi hari aku bangun dengan semangat karena aku tahu hari itu adalah hari yang spesial. Aku pun bersiap-siap berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dihiasi senyum ceria di wajahku. Aku sangat bergembira hari itu, tapi sesampainya di sekolah ada yang membuatku jauh lebih bahagia lagi...
Baru juga aku masuk ke dalam kelas, tiba-tiba ada seorang teman dari "si dy" yang sekelas denganku memanggilku. Teman itu pun berkata bahwa "si dy" menyuruhnya menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepadaku. Aku senang bukan main :D, ternyata dia ingat hari ulang tahunku. Tapi di balik kegembiraanku ada sedikit kebingungan. Bila dia ingin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun, mengapa dia tidak menyampaikannya sendiri? Mungkin dia malu^^. Tapi sudahlah, aku sudah sangat bahagia mendapatkan ucapan selamat darinya. Meskipun kata-kata itu tidak langsung keluar dari mulutnya, tapi dialah orang pertama selain keluargaku yang menyampaikan ucapan selamat kepadaku. Sampai saat itu belum ada teman-teman lain yang sudah mengucapkan selamat ulang tahun padaku, bahkan teman-teman dekatku sekalipun(mungkin karena gw belom ketemu siapa-siapa kali ya?!).
Setelah itu memang menyusul berbagai ucapan selamat dari teman-teman yang lain. Aku senang mereka ingat hari ulang tahunku. Namun, hingga saat itu yang membuatku paling bahagia tetaplah ucapan selamat darinya. Aku heran dia tau hari ulang tahunku, padahal aku belum pernah sekalipun bercerita kepadanya. Kenapa dia begitu perhatian ya? Aku begitu senang meski bayang-bayang kebingungan masih menghantuiku, "Kenapa dia gak nyampein langsung kaya yg laennya ya?".
Istirahat pertama dan kedua telah aku lewati hari itu. Akhirnya misteri itu pun terjawab. Dari tadi pagi hingga saat itu aku tidak melihatnya sama sekali dan kata seorang teman dia tidak masuk hari itu. Apakah dia sakit? Aku jadi khawatir. Aku juga jadi begitu merasa bersalah karena mengeluh bahwa dia tidak menyampaikan pesan itu sendiri, padahal dia tidak masuk dan masih saja sempat menitipkan ucapan selamat untukku. Dia benar-benar baik, aku jadi terharu melihat kepeduliannya pada diriku.
Hari itu adalah hari paling istimewa untukku. Bukan kado-kado dari orang tuaku, bukan juga acara makan-makan yang membuat hari itu begitu istimewa. Yang membuatku bahagia adalah ucapan selamat yang dia titipkan untukku, memang sesuatu yang sederhana namun sangat berarti untukku. Aku benar-benar berterima kasih atas kepeduliannya. Aku bertekad untuk membalas kebaikannya suatu saat nanti. Aku ingin membuat dia bahagia di hari ulang tahunnya nanti! Kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan yang telah dia berikan ini.
Hari itu sungguh tidak dapat kulupakan...
Malam itu dengan seluruh euforia yang melanda diriku dan perut kekenyangan(abis makan-makan^^), agak sulit bagiku untuk tidur. Namun akhirnya aku bisa juga terlelap...
Esok paginya ada yang membuatku semakin bahagia. Dia sudah masuk dan baik-baik saja dan sekali lagi mengucapkan selamat ulang tahun, kali ini kata-kata itu keluar dari mulutnya sendiri. "Ken, selamat ulang tahun ya!". Aku sampai tidak mampu lagi berkata-kata, aku hanya tersenyum lebar penuh kegembiraan. Dia sungguh membuat diriku bahagia. Apakah aku bisa membalas semua kebaikan yang dia berikan ini? Mungkin suatu saat nanti...
Diposting oleh Michael Resista di 18.32 0 komentar
Sabtu, 11 Oktober 2008
(Part 7) Sebuah Kesalahan
Minggu-minggu pertama dalam Bulan Juli. Semua berjalan dengan baik. Ternyata kelas baruku cukup asik^^. Selain teman-teman yang sudah lama aku kenal, aku juga mendapatkan teman-teman baru yang menjadi temanku hingga sekarang seperti Dennis, Evan, Pascal yang rada gila tapi asik, dan masih banyak lagi.
Meskipun di kelas baruku tidak ada "si dy" sehingga kita tidak bisa selalu bersama-sama, aku tetap bersyukur karena dia tidak melupakan aku dan kita masih cukup sering bertemu untuk saling menyapa dan mengobrol.
Di samping semua itu ada satu hal yang terus mengganjal hati dan pikiranku. Aku sudah lama menyayanginya dan sangat ingin bisa bersamanya, tapi aku tidak mampu untuk menyatakan perasaanku padanya. Setiap aku ingin melakukan PDKT selalu saja aku merasa gugup sehingga saat berada di depan dirinya lidahku tertahan dan mulutku tertutup rapat, aku juga jadi sering salah tingkah. Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tau! Lagipula aku tidak yakin apakah aku dapat membuatnya bahagia. Apakah dia memiliki perasaan yang sama terhadapku, mungkin ada tapi aku tidak yakin. Semua keraguan itu membuat diriku hanya diam dan tidak berani melakukan apa-apa, sebuah kesalahan yang sangat fatal.
Sebenarnya ada satu kejadian di bulan itu yang selalu membuatku menyesal bila mengingatnya. Begini kejadiannya...
Suatu siang sepulang sekolah aku berjalan keluar gerbang SMA(gw inget hari itu adalah hari penentuan kegiatan ekstrakurikuler). Aku berjalan keluar sendirian, aku tidak ingat kenapa aku bisa berjalan sendiri karena biasanya aku bersama dengan teman-temanku.
Baru saja aku keluar beberapa langkah dari gerbang, tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang. Siapa ya? Ternyata dia^^, aku sedikit kaget namun senang. Aku berhenti dan dia mendatangiku, lalu dia pun memulai percakapan denganku dan kami pun mulai mengobrol dengan malu-malu.
"Dia" : Eh Kendro, tumben sendirian^^ temen-temen lu mana kok gak keliatan?
Gw : Gak ngerti deh pada kemana?! Lu sendiri kenapa sendirian, gak sama temen-temen lu?
"Dia" : Gak tau tuh pada ngapain?!
Gw : Ooh^^
"Dia" : Eh Ken, lu jadinya dapet eskul apa?
Gw : Catur sama sepak bola. Lu eskul apa?
Eh tadi lu kebagian eskul masak ga? Gw gak dapet dah, jadinya pindah ke catur nih--'
"Dia" : Ow gw juga gak dapet, jadinya pindah ke ... Gw eskul... sama...(sry nama eskulnya gw samarkan)
Gw : Oow!(saat itu juga gw pengen pindah eskul, padahal dari dulu gw pengen eskul bola, aneh ya?!)
"Dia" : Eh Ken, lu mau ke mana nih sekarang?
Gw : Ke lapangan parkir.
"Dia" : Eh ikut dong! Gw juga mo ke sana nih!
Gw : Ayo, boleh^^
Aku berjalan berdua dengannya menuju lapangan parkir. Dalam hatiku bercampur rasa senang dan malu-malu. Berbagai perasaan membuat hatiku bergejolak dan jantungku berdetak cepat, aku senang namun menjadi terlalu gugup untuk berkata-kata.
Akhirnya kita berdua sampai di lapangan parkir dan...
"Dia" : Ken, mau ke mana nih sekarang?
Gw : Kayanya di sini deh.
"Dia" : Oh, yud gw ke sana ya.
Gw : Oh iya. Da..
"Dia" : Da...
Setelah dia pergi aku baru tersadar. Apa yang baru saja aku lakukan? Kenapa aku tidak menemani dia ke sana? Padahal ini bisa jadi awal PDKT yang bagus. Padahal dia sudah memberikan sebuah kesempatan yang begitu baik. Aku telah melakukan kesalahan yang bodoh karena diriku terlalu gugup. Aku ingin mengejarnya saat itu juga dan mengatakan sesuatu kepadanya, tapi yang menjemputku sudah datang(gw nebeng, jadi gak enak kan kalo nyuruh orangnya nungguin apalagi yang jemput orang tuanya). Hhh.. akhirnya aku hanya bisa menyesali kebodohanku. Harusnya aku lebih peka.
Sampai saat ini aku masih terus menyesal bila mengingat kejadian itu, hingga saat aku menulis blog ini pun aku masih dihantui penyesalan itu. Jadi apakah aku bisa memperbaiki kesalahan bodoh yang telah kulakukan? Bagaimana aku melakukannya? Apakah aku masih suka menyia-nyiakan kesempatan ataukah aku mampu memanfaatkannya? Apakah aku berani menjadi lebih dekat dengan dirinya? Tunggu cerita-cerita selanjutnya...
Diposting oleh Michael Resista di 18.55 0 komentar
Senin, 06 Oktober 2008
The Meaning of Love
To be brave is to love someone unconditionally, without expecting anything in return. To just give. That takes courage, because we don't want to fall on our faces or leave ourselves open to hurt.
I don’t think anyone can DO anything that would make him worthy of love. Love is a gift and cannot be earned. It can only be given.
Love isn't a decision. It's a feeling. If we could decide who we loved, it would be much simpler, but much less magical.
The important thing was to love rather than to be loved.
Diposting oleh Michael Resista di 05.27 0 komentar
Minggu, 05 Oktober 2008
(Part 6) Akhir Pencarian Cinta?
Hari pertama sekolah, Hhh... Mengapa semangatku yang kemarin membubung tinggi, hari ini lenyap begitu saja. Keinginanku untuk kembali ke sekolah hilang sama sekali. Mungkin aku masih kecewa karena tidak dapat sekelas lagi dengan "si dy". Ya, sepertinya begitu!
Pagi itu aku tidak ingin beranjak dari tempat tidurku yang empuk. Meskipun alarm jamku telah berdering begitu keras namun hanya terdengar sayup-sayup di telingaku. Aku tidak ingin bangun dari tidurku. Aku mematikan alarm jamku yang semakin lama semakin mengganggu. Setelah itu aku kembali memejamkan mataku. Aku kembali terbuai dalam mimpi... Namun, beberapa menit kemudian terdengar suara dan tepukan di lenganku. "Bangun Mike! Ntar telat lu!" Aku terbangun. "Aduh siapa sih? Ternyata nyokap!" Hhh... aku terpaksa bangun karena tidak ingin dimarahi sepagi ini. Aku berjalan terseok-seok menuju kamar mandi dan segera mulai mandi. Dengan malas aku mulai membasuh tubuhku. Dinginnya air membuatku sedikit lebih segar sehingga aku dapat membuka kedua mataku, namun aku tetap tak bersemangat. Setelah mandi aku memakai seragam putih abu-abuku, sarapan, dan segera pergi ke rumah Melinda(biasa nebeng^^).
Kutempuh perjalanan yang hanya sekitar 20 menit menuju sekolah dengan mengantuk. Sesampainya di sekolah, aku segera berjalan menuju kelas masih tanpa semangat :( Tapi tiba-tiba bagai seorang malaikat "dia" datang dan menyapaku, aku pun membalasnya. Air mukaku yang tadinya lesu sedikit berubah, pengaruh dirinya padaku ternyata sangat hebat. Dia bisa menumbuhkan kembali semangatku dan merubah perasaanku hanya dengan senyumnya.
Yah, meskipun aku masih sedikit kecewa karena tak bisa sekelas dengan dia tapi aku sudah dapat tersenyum. Pagi itu terasa jauh lebih baik. Aku berjalan menuju kelasku dengan sedikit lebih riang.
Hari pertama itu tidak ada pelajaran sama sekali, siswa-siswa kelas X menjalani MOS yang akan terus berlangsung selama tiga hari. MOS di Sanur tuh lebih nyiksa daripada MOS di sekolah laen! Cuma disuruh duduk dengerin guru ngoceh dari pagi sampe pulang sekolah! Gila eneg abis tuh, lebih milih ditonjokin deh gw! Kan bisa bales pake otot gw^^, hehehe!
Untung saja hari itu aku telah mendapat senyuman darinya yang membuatku lebih bersemangat. Tanpa senyuman itu aku tidak tau bagaimana jadinya. Hari itu berjalan dengan lumayan baik karena aku bertemu dengannya beberapa kali, jadi aku tidak begitu peduli dengan siksaan yang harus kuterima hari itu. Beberapa kali, saat guru-guru sedang memberikan pengarahan, aku mencuri-curi pandang ke arahnya. Setiap kali melihatnya seperti menambah semangatku.
Aneh ya?! Padahal baru satu tahun kita bersama, memang aku suka padanya tapi mengapa pengaruhnya pada diriku begitu besar! Belum pernah ada cewe laen yang bisa membuatku seperti ini, secantik apapun dia! Mungkinkah dia adalah bagian yang hilang dalam hidupku, yang selama ini aku cari? Cinta. Mungkinkah itu? Apakah rasa sayangku padanya telah berkembang menjadi cinta? Apakah kerinduanku selama liburan yang membuatku terus menderita adalah efek samping dari cinta ini? Aku tidak tau apa bedanya antara sayang dengan cinta, tapi aku yakin ada yang berubah. Ya, perasaanku kepadanya semakin...Aku tidak tau kata-kata yang apa yang tepat, tetapi satu hal yang aku yakin. Dia adalah orang yang aku cari selama ini. Bagaimana semuanya akan berlanjut? Tunggu aja post selanjutnya^^
Diposting oleh Michael Resista di 01.20 0 komentar
Sabtu, 27 September 2008
Jason Mraz-I’m Yours
Well you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but you're so hot that I melted
I fell right through the cracks
and now I'm trying to get back
Before the cool done run out
I'll be giving it my bestest
Nothing's going to stop me but divine intervention
I reckon it's again my turn to win some or learn some
I won't hesitate no more, no more
It cannot wait, I'm yours
Well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find love love love
Listen to the music of the moment people dance and sing
We're just one big family
And it's our God-forsaken right to be loved love loved love loved
So I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours
Scat
Well I've been spending way too long checking my tongue in the mirror
And bending over backwards just to try to see it clearer
My breath fogged up the glass
And so I drew a new face and laughed
I guess what I've been saying is there ain't no better reason
To rid yourself of vanity and just go with the seasons
It's what we aim to do
Our name is our virtue
But I won't hesitate no more, no more
It cannot wait I'm sure
There's no need to complicate
Our time is short
This is our fate, I'm yours
Well open up your mind and see like me
Open up your plans and damn you're free
Look into your heart and you'll find that the sky is yours
There's no need to complicate
Cause our time is short
This is our fate, I'm yours
Diposting oleh Michael Resista di 19.24 0 komentar
(Part 5) Berpisah Jalan
Terakhir kali aku telah menceritakan tentang liburanku. Liburan yang seharusnya bisa membuat diriku gembira, tapi ternyata tidak pada kenyataannya. Semua terasa membosankan tanpa dia ada bersamaku. Liburan kali itu benar-benar dipenuhi kegelisahan, ya kegelisahan karena ingin segera bertemu kembali dengannya. Tapi kini, semua itu telah berakhir. Telah hampir tiba saatnya bagiku untuk kembali ke sekolah. Aku akan segera merasakan untuk pertama kalinya mengenakan seragam putih abu-abu. Aku juga dapat kembali bertemu dengan dirinya. Baru kali ini aku bersemangat kembali ke sekolah!
Sehari sebelum hari pertama sekolah, kita semua sudah harus datang untuk melihat kelas dan berbagai pengumuman lainnya. Hari itu aku kembali bertemu dengan teman-temanku(Waktu itu gw ketemu Aso, brewokan abis jadi mirip beruang gitu tampangnya, hahaha. Peace so^^) kangen banget deh sama semuanya! Waktu itu bukannya langsung melihat papan pengumuman, aku malah mencari-cari "si dy", tapi kenapa tidak ada ya? Akhirnya setelah lama mencari-cari dan tidak juga menemukannya baru aku memutuskan untuk melihat pengumuman terlebih dahulu. Aku melihat pembagian kelas sambil berharap-harap dalam hati agar bisa sekelas lagi dengannya. Aku menatap papan pengumuman, melihat namaku tertera di sana, aku mendapatkan kelas XC, lumayan asik sih! Aku sekelas dengan Aso dan Marco. Dan kata cewe-cewe XC katanya tuh cakep-cakep, yah emang banyak yang lumayan sih^^ Tapi aku tidak melihat namanya di kelasku, aku sangat kecewa. Di mana dia? Dia ada di kelas yang tepat berada di sebelah kelasku. Kenapa harus begini?! Arghh...
Seketika seluruh semangat dan kegembiraanku kembali meredup. Ingin rasanya menukar semua yang telah kudapat dengan dirinya. Sesaat itu aku merasa tidak membutuhkan teman-temanku yang lain, aku hanya ingin bisa terus bersamanya. Tapi mau bagaimana lagi? Takdir berkata lain! Aku pun hanya bisa berharap hubunganku dengannya bisa tetap dekat meskipun tidak bisa selalu bersama-samanya lagi.
Hari itu, setelah selesai membaca semua pengumuman, aku tidak langsung pulang. Aku melepas rindu dengan teman-temanku(aku sudah sadar kalau aku masih membutuhkan mereka, sry y teman-teman) sambil berharap-harap dapat bertemu dengannya hari itu. Saat menunggu banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benakku, "Kenapa dia belom dateng ya? Kira-kira bakal dateng gak y? Dia kangen juga gak ya sama gw?!!" Hhh.. aku berharap dia segera datang. Namun lagi-lagi semua tidak sesuai harapan, telah cukup lama aku menunggu tapi dia tidak juga datang. "Apa tadi dia udah dateng duluan y? Atau mungkin emang dia gak bakal dateng, masih liburan kali y?"
Akhirnya hari itu aku menyerah, dikalahkan oleh rasa lelah, aku akhirnya memutuskan untuk pulang(sebenernya gara-gara nebeng sih, jd ga enak, hehehe^^) Akhirnya aku harus menunda satu hari lagi untuk bisa bertemu dengan dirinya, ditambah dengan membawa pulang kekecewaan akibat harapanku untuk bisa sekelas dengannya tidak terkabul, kita berpisah jalan. Hari itu aku pulang tanpa semangat, yang kuinginkan hanyalah menunggu hari esok... Mungkin akan lebih baik...
Diposting oleh Michael Resista di 04.30 0 komentar
Minggu, 21 September 2008
(Part 4) Merindukanmu
Kisah baru ini dimulai saat liburan, ya liburan kenaikan kelasku ke SMA. Liburan ini dimulai cukup cepat karena saat itu kita telah menjalani ujian dan tidak ada yang harus dilakukan lagi kecuali menunggu ijazah kami yang akan kami butuhkan untuk mendaftar ke SMA pilihan masing-masing. Liburan ini cukup panjang, memang liburan yang telah lama dinanti-nantikan semua anak. Libur 1 bulan lebih, bayangin kapan lagi bisa kaya gini?! Abis ujian SMA, itu mah masih lama banget--'
Seharusnya aku bisa bergembira dengan liburan ini, libur yang bisa menebus kerja kerasku setelah belajar keras untuk ujian. Ya, pada awalnya aku sangat senang, aku sungguh menikmatinya, bisa bersantai setelah melalui ujian yang benar-benar melelahkan. Minggu-minggu pertama kulalui dengan gembira, aku sangat senang bisa tidur malam, bangun lebih siang, nonton TV dan main game seharian. Puas deh!!
Tapi semua itu tidak berlangsung lama... Entah kenapa, di awal minggu kedua liburanku mulai terasa ada sesuatu yang berbeda, ada yang kurang tapi apa ya??
Aku merasa kesepian tanpa teman-temanku terutama tanpa "dia". Aku merasa sangat merindukannya, aku kesepian tanpa dirinya... Aku sangat merindukannya. Seminggu tidak bertemu dengannya bagai bertahun-tahun rasanya. Bagaimana ini? Liburan masih panjang, masih 3 minggu lebih (_ _)" Hhhh...
Akhirnya aku sadar, aku tak mungkin terus meratapi semua ini. Aku mencoba mencari kesibukan dengan bermain bersama teman-teman di lingkungan tempat tinggalku, aku mencari teman agar tidak kesepian. Aku mencoba melupakannya sementara waktu karena semakin aku memikirkannya maka semakin ingin aku bertemu dengannya dan itu membuat diriku merasa semakin menderita karena keinginan itu tidak dapat kuwujudkan. Tapi memang dasar aku sudah terlalu sayang padanya, sekeras apa pun aku mencoba menyibukkan diriku tetap saja keinginan bertemu dengannya terus melintas di benakku.
Tapi ada lagi yang lebih menyiksaku, setiap malam dalam liburan itu menjadi mimpi buruk bagiku. Aku tak pernah bisa tidur dengan nyenyak. Meskipun aku sudah mencoba berbaring dan memejamkan mata, tetap saja butuh waktu berjam-jam bagiku untuk benar-benar terlelap. Kadang aku terbangun di tengah kegelapan malam, keringat dingin tercucur di wajahku. Bahkan terkadang aku terjaga hingga matahari terbit. Terkadang aku juga mengigau dan bermimpi tentang dirinya, semua mimpi-mimpi yang semakin membuatku ingin bertemu dengannya. Aku sungguh tak tau lagi harus berbuat apa??! Aku hanya bisa berharap liburan ini segera berakhir dan aku bisa segera bertemu kembali dengannya... Aku sungguh merindukan dirinya yang biasanya selalu mengisi hari-hariku.
Diposting oleh Michael Resista di 00.09 1 komentar
Jumat, 19 September 2008
(Part 3) Kenangan Tak Terlupakan
Sekedar mengingatkan para pembaca yang setia^^ Di cerita sebelumnya aku telah bercerita bagaimana dia mengisi suka duka dalam hidupku. Bagaimana dia memberiku semangat dalam setiap hari-hari yang kujalani. Terakhir kali aku menceritakan bagaimana ketika kita hampir jalan-jalan bareng tapi gak jadi, tapi gpp kok^^ gak ada yang perlu disesali karena masih banyak cerita yang indah bersamanya.
Cerita berikutnya dimulai saat datangnya Prom Night yang telah lama kutunggu-tunggu. Kalau gak salah Prom Night waktu itu temanya Time Adventure. Teman-temanku sungguh kelihatan berbeda, pakaian mereka aneh-aneh mulai dari yang berpakaian seperti orang purba hingga pakaian yang sepertinya dimaksudkan sebagai pakaian masa depan. Aku sendiri memakai rompi, topi, sepatu bot, hingga membawa pistol mainan layaknya seorang koboi dan bagaiamana dengan dia... Dia memakai pakaian era tahun 80-an, tapi meskipun pakaian kuno dia tetap terlihat sangat cantik^^
Prom Night tersebut diisi oleh berbagai acara yang dibuat oleh kita sendiri, semua anak sanur. Aku sendiri bermain dalam sebuah drama singkat dan dia mengisi acara dengan menari. Tariannya sungguh indah, seluruh perhatianku tertuju padanya, tariannya sangat indah... Aku terpukau melihat dirinya:) Aku tidak berhenti memandangnya hingga dia selesai dan kembali duduk di bangku penonton. Dalam hatiku, aku berbisik"Aku sayang padamu^^" sayang aku tidak dapat duduk di dekatnya waktu itu.
Cerita berlanjut... Setelah semua kelas mengisi acara, dimulailah acara band yang diisi oleh anak-anak Second Home. Kita semua menari diiringi lagu-lagu dari mereka hingga larut malam. Dan di saat terakhir ada acara salam-salaman, kita semua mengucapkan salam kepada teman-teman terutama yang akan berpindah sekolah. Pada akhirnya tibalah saat aku bersalaman dengannya, hatiku sangat senang saat bersalaman dengannya^^ dan tiba-tiba saja terlintas di benakku untuk menyatakan cinta padanya, tapi ada sesuatu yang berbisik padaku, sesuatu yang merusak segalanya. "Apaan sih Mike! PDKT aja gak pernah kan?! Dia selama ini cuma nganggep lu temen! Jangan sekarang, percuma kan kalo pacaran sebentar doang. Lu mau pacaran gak ada sebulan terus putus?!" Hhh.. akhirnya aku mengurungkan niatku. Aku berpikir mungkin bisikan itu benar. Aku tidak pernah berhubungan dengannya di luar sekolah dan sebentar lagi libur(gw kan blom punya HP, gimana caranya keep contact sama dia? Pikiran yang sangat bodoh menurutku, yang membuatku harus menyimpan penyesalan-penyesalan hingga kini.) Akhirnya aku tidak bisa berkata apa-apa, aku hanya bisa tersenyum saat bersalaman dengan dirinya.
Malam itu tetap saja merupakan malam yang berkesan meskipun aku telah melakukan kesalahan paling bodoh dalam hidupku. Malam itu kita semua pulang ke rumah masing-masing dan siap untuk menjalani liburan. Liburan yang sangat panjang dan bahkan terasa sangat lama untukku! Mau tau kenapa? Silahkan tunggu cerita berikutnya!
Diposting oleh Michael Resista di 02.44 1 komentar
(Part 2) Kisah Indah Bersamanya
Setelah cerita sebelumnya tentang bagaimana pertemuan pertamaku dengan "si dy" dan bagaimana kita ngejalanin hari-hari kita, cerita ini akan kupercepat hingga ke saat-saat sibuk menjelang ujian.
Di Sanur, sebelum ujian kita semua dapet latihan ujian yang namanya modul(malesin banget tuh!). Tapi aku bisa menjalani semuanya dia selalu ada di dekatku dan memberikanku semangat, mungkin tanpa dia aku sudah tidak berdaya menghadapi gempuran keras modul-modul itu.
Waktu itu biasanya setelah soal modul dikerjakan, para guru mengajak kita untuk membantu mengoreksi jawaban teman-teman, sekalian belajar dari kesalahan katanya. Waktu itu aku sering sekali ngoreksi jawaban dia(emang gw yg pilih sendiri sih^^), tapi aku juga merasa bukan aku yang melakukan itu, aku merasa dia juga sering mengoreksi jawabanku karena setiap kali hasil modul dibagikan dan aku melihat nama pengoreksinya... "dia lagi, dia lagi"(gpp sih gw seneng kok^^). Ini semua membuatku sangat penasaran, aku tidak tahu apakah semua itu sengaja atau hanya kebetulan. "Apa dia suka sama gw juga y? Ngarep!", itulah pikiranku saat itu.
Setelah semua itu akhirnya datanglah ujian yang sangat berat, kita semua sibuk belajar. Tiap malam aku berdoa agar aku dan dia dapat lulus dengan nilai yang baik, aku ingin semua berjalan baik, malah aku lebih mengkhawatirkan dirinya daripada diriku sendiri(padahal gw ngerasa dia lebih pinter dari gw^^), tapi semua doaku tidak sia-sia. Semua berjalan dengan baik, kita bisa melewati ujian dengan sukses.
Setelah ngelewatin ujian yang berat banget, akhirnya kita mulai persiapan Prom Night. Asik, Prom Night!! Kita semua juga mendapat sesi foto-foto buat kenang-kenangan, waktu itu kita disuruh pilih kelompok berempat-empat kalau gak salah. Waktu itu aku belum mendapatkan kelompok, tiba-tiba dia menawariku untuk ikut foto bersama dia dan teman-temannya. Pastinya aku merasa sangat gembira!!(fotonya masih gw simpen sampe sekarang loh^^)
Di waktu-waktu persiapan Prom Night, kita banyak mendapatkan libur karena kita hanya perlu datang ke sekolah apabila ada latihan untuk performance. Rasanya jadi kayak pengangguran, tapi asik sih!! Waktu itu dia sempat mengajakku jalan-jalan ke PIM bersama dia dan teman-teman lainnya, ada Adrian juga waktu itu, ya kan Yan^^ inget gak? Aku merasa sangat senang, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, apalagi waktu itu nyokap udah ngebolehin. Yes! Aku merasa begitu senang hingga bukan tidak mungkin aku bisa terbang, iy terbang. Jiwaku terasa melayang bersama dirinya. Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat semuanya sirna, semua hilang begitu saja. Satu hari sebelum hari yang dijanjikan, dia meneleponku, aku sungguh tidak menduganya waktu itu, di bilang "Sry ya Ken, gw gak bisa pergi. Gak ada yang nganterin jadi gak boleh." "Oh, yud gpp kok!". hanya itulah yang keluar dari mulutku, aku memang kecewa tapi aku mencoba berpikir positif, "Ya udahlah! Laen kali juga bisa, lu harus ngerti dong, dia kan bukan gak mau tapi gak bisa!". Aku mencoba menenangkan kekecewaanku, aku membayangkan bila ada kesempatan lagi aku berjalan-jalan dengannya, hanya berdua dengannya layaknya pasangan yang sedang jatuh cinta^^(seandainya itu semua kenyataan Hhhh..), tapi meskipun semua itu hanya ada di dalam benakku, semua itu sudah bisa meredakan kekecewaanku dan membuat senyumku kembali merekah :)
Diposting oleh Michael Resista di 02.22 1 komentar
Rabu, 17 September 2008
(Part 1) Awal segalanya...
Aku tidak tahu harus memulai dari mana karena ini adalah kisah cinta yang bisa dibilang cukup panjang, kurang lebih sudah 2 tahun. Mungkin biar semua jelas aku akan mundur ke dua tahun yang lalu...
Ya, waktu itu aku masih duduk di kelas 3 SMP, saat itu aku masih lugu(ih amit-amit) dan masih pake celana pendek@_@. Tapi di sanalah seluruh kisah cintaku berawal.
Dari dulu aku belum pernah benar-benar merasakan yang namanya jatuh cinta. Aku cuma tau kalau aku suka melihat cewe cakep karena emang enak diliat. Aku memasang standard terlalu tinggi, aku tidak mengerti apa-apa soal cinta. Tapi itu semua berubah setelah aku mengenal "si dy". Namanya...(tebak aja ndiri^^).
Pada awalnya aku tidak mengenal dia sama sekali, makannya aku tidak mengerti sejak kapan rasa itu muncul. Awalnya dia menyapa diriku beberapa kali, namun aku hanya bisa mengangguk (Yah lu semua pasti tau gw orangnya gmana, dulu gw gak bisa yang namanya deket sama cewe, apalagi ngobrol lama-lama, tapi karena dia gw bisa berubah. Makasih y^^ sekarang gw udah bisa ngobrol sama cewe bahkan gak grogi lagi) apalagi waktu itu kita baru ketemu, jadi aku berpikir "Apaan sih maksudnya--' SKSD amat?!"
Tetapi lama kelamaan semua berubah, karena keramahan dia akhirnya aku menjadi semakin dekat dengan dirinya. Kita berkenalan lalu akhirnya berteman. Setelah berteman dengannya pandanganku tentang dirinya berubah hingga 180 derajat. Menurutku dia anak yang cantik, baik, manis, humoris, dan dia juga enak diajak ngobrol.
Dulu dia pernah jadian dengan seorang cowo di kelasku (tapi aku tidak merasa iri karena waktu itu aku juga belum menyukainya). Tapi suatu hari mereka putus, entah kenapa? Setelah dia putus dengan pacarnya itu, beberapa bulan kemudian mulai muncul sesuatu yang berbeda setiap kali aku melihatnya. Sepertinya aku suka padanya:) Tetapi aku belum memiliki cukup keberanian--" Namun saat itu aku merasa semakin dekat dengan dirinya. Pernah aku merasa sangat senang ketika dia menyuruhku memegang tangannya(sebenernya cuma gara-gara di kelas AC, trus dia cuma mau ngasih tau kalau tangannya dingin) memang dingin, tapi di dalam hatiku terasa hangat, aku sangat senang^^ Beberapa kali kami juga belajar bersama di kelas, saling bertanya satu sama lain. Terkadang kami juga bercanda saat guru sedang menjelaskan(terutama pelajaran mat, gurunya gak enak banget, namanya Angeline a.k.a Si Borok, dulu kita sering ngata-ngatain tuh guru)
Gak tau kenapa aku merasakan bahwa dia sangat berbeda dari cewe-cewe lain(bukannya mau ngejelek-jelekin cewe laen loh) tapi aku merasa bahwa dia jauh lebih baik, mungkin malah yang terbaik:) Dia berbeda, aku semakin merasa sayang padanya.
Mau tau lanjutan ceritanya? Tunggu aja^^
Diposting oleh Michael Resista di 02.52 1 komentar
(Prologue) Perkenalan
Hello guys!^^ Ini blog pertama gw, di sini gw mau menceritakan seluruh kisah perjuangan cinta gw. Gw ngerasa harus membagi cerita ini sama orang lain karena gw udah gak sanggup lagi nyimpen semua ini sendirian.
Sebelumnya gw mau kenalin siapa gw. Nama gw Michael Kendro, salam kenal^^ Gw bukan siapa-siapa, bukan superstar(seperti kata project pop), gw juga bukan anak konglomerat. Jadi siapa sebenernya gw ini? Gw cuma anak SMA biasa tepatnya kelas 2 SMA, dengan seragam putih abu-abu. Emang kata temen-temen badan gw kekar, WOW!! Tampang gw mungkin bisa dibilang di atas rata-rata(geer amat luw!) Yah, itulah gw kira-kira, cuma itu yang bisa gw ceritain. Biar orang lain yang menilai siapa gw : )
Setelah ini gw akan menceritakan kisah cinta yang gw alami, tapi sebelumnya gw punya nasehat buat lu semua yang mungkin lagi jatuh cinta.
"Cinta gak bisa ditunda-tunda, jadi lu harus memperjuangkan cinta itu sebaik-baiknya, istilahnya dengan segenap jiwa lu lah! Lu harus cepet tapi gak perlu buru-buru!" (mungkin emang agak lebay tapi lu semua bakal tau kenapa gw bilang begitu).
Biar lebih puitis dan romantis gw pake aku-kamu y^^ Selamat membaca!
Diposting oleh Michael Resista di 02.09 0 komentar