THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 10 Januari 2009

(Part 11) Hancurnya Sebuah Impian

"Sebelum dia datang ke dalama kehidupanku, aku seperti hidup dalam kegelapan pekat. Dapat diandaikan seperti malam yang gelap tanpa ada bulan yang meneranginya, tetapi ada bintang-bintang yang memberikan sedikit cahaya, tidak cukup kuat. Lalu setelah dia datang dalam hidupku kegelapan itu sirna dan digantikan oleh terang yang begitu menyilaukan, dia datang seperti sebuah meteor besar bercahaya yang meledak dan menghapus seluruh kegelapan itu. Intinya dia membuatku begitu bahagia sampai akhirnya dia pergi meninggalkanku dan kegelapan itu kembali, malah terasa lebih pekat daripada sebelumnya. Masih ada bintang-bintang yang sama yang dulu menerangi malam-malamku, tapi aku tidak dapat menyesuaikan kembali mataku setelah melihat sinar yang begitu terang sehingga bintang-bintang itu tidak cukup berarti. Mungkin butuh penyesuaian bagi mataku, tapi nantinya pasti akan baik-baik saja karena aku akan bisa melihat cahaya dari bintang-bintang itu lagi. Memang seharusnya begitu, tetapi masalahnya tidak bisa, sekeras apapun aku mencoba dan selama apapun aku menunggu mataku tidak akan pernah bisa kembali menyesuaikan. Seperti hatiku yang tak akan pernah mampu kehilangan dirinya."
-New Moon- (dengan sedikit improvisasi^^)

Seperti itulah kira-kira kisah yang akan aku ceritakan kali ini. Sebuah kehilangan yang mau tak mau harus aku terima. Yang terjadi setelah aku menunda rencanaku untuk menyatakan cinta padanya. Waktu itu aku ingin menundanya hingga hari ulang tahunnya dan berharap itu bisa menjadi sesuatu yang istimewa untuk kita berdua. Dan akupun mempersiapkan diriku, terutama rasa percaya diriku karena aku tidak ingin menunda lagi, tidak ingin mengulang kesalahan bodohku. Semua terlihat lancar-lancar saja, tidak ada hambatan kecuali mungkin diriku sendiri (masih grogi). Ya, setidaknya begitu menurutku, tapi ternyata aku salah. Ada satu hal yang menghambatku, mungkin menghancurkan mimpiku untuk selama-lamanya. Begini kisahnya...

Pada suatu hari masih di bulan Februari, aku sekolah seperti biasa dan tidak ada yang spesial, kecuali mungkin saat aku bertemu dengan "si dy" karena pertemuan dengannya selalu menjadi sesuatu yang istimewa untukku meskipun hanya untuk saling menyapa:) Ya, aku masih sempat menyapanya hari itu dan tidak ada sesuatu yaqng aneh. Sekolah berjalan seperti biasa hingga akhirnya bel pulang berbunyi pada pukul 13.30. Aku berjalan keluar kelas bersama dengan teman-temanku, senang karena sekolah telah selesai. Kami berhenti sebentar di kantin dan jajan. Saat itulah aku melihat "si dy", namun kali ini dia tidak sendiri, dia bersama seorang cowo yang aku kenal, yang telah menjadi temanku cukup lama. Mereka mengobrol berdua dan aku hanya melihatnya dari jauh. Aku tidak berpikir akan terjadi apa-apa saat itu, aku pikir mereka hanya ngobrol sebagai teman biasa. Tapi tiba-tiba ada yang aneh, cowo itu membisikkan sesuatu kepada "si dy" dan mereka berdua seperti tersenyum malu-malu. Detik berikutnya "si dy" telah mengucapkan sesuatu dan kemudian mereka masih dengan senyum yang sama berjalan berdampingan ke arah gerbang, melewatiku, dan bahkan saat melewatiku "si dy" tidak berkata apa-apa, padahal biasanya bila bertemu pandang dia pasti menyapaku. Aku bingung, masih belum sadar apa yang terjadi. Tapi saat melihat mereka berdua aku jadi ingat sesuatu, aku merasa seperti melihat sebuah Deja Vu, aku seperti melihat saat diriku berjalan dengan dia waktu itu, sama persis hanya saja kali ini bukan denganku. Mungkinkah dugaanku benar?! Semoga saja tidak...

Aku memutuskan membuang pikiran burukku jauh-jauh, mencoba berpikir positif. Jadi aku buru-buru berjalan menyusul teman-temanku yang sudah berjalan lebih dulu. Saat keluar aku bertemu dengan Adrian yang kelihatannya juga telah melihat apa yang terjadi dan dia bertanya padaku, "Mereka berdua jadian ya?". Jantungku langsung berdegup kencang saat mendengar pertanyannya. Sekujur tubuhku terasa dingin. Bagaimana pertanyaannya bisa sesuai dengan dugaanku tadi? Aku tidak mampu menjawab karena bibirku bergetar sehingga aku hanya mengangkat bahu untuk menanggapi pertanyaannya. Mungkinkah ini terjadi? Selama ini aku tidak pernah memikirkannya? Orang ketiga, aku tidak pernah menyadarinya! Aku berusaha untuk tidak panik dan mencoba berpikir positif. Semua ini belum tentu benar!

Aku bergegas mencari penghiburan di antara teman-temanku. Aku tidak ingin memikirkan apapun yang baru saja kulihat maupun kudengar. Aku beranjak ke lapangan parkir dan menemui teman-temanku dan menemukan mereka di dekat jemputan Aso. Mereka sedang bercanda dan aku ikut nimbrung. Tetapi sepertinya aku salah memilih tempat karena tiba-tiba "mereka" berdua lewat di dekat situ, kali ini diikuti beberapa teman "si dy" yang menyalaminya. Aku semakin takut dengan apa yang kulihat karena semakin membuktikan bahwa dugaanku benar. Tak ada lagi yang bisa kulakukan. Semua yang aku impikan sepertinya tidak akan pernah terjadi. Sesuatu yang tadinya telah hinggap tepat di depan mataku akan pergi untuk selamanya dariku dan tidak akan pernah kembali lagi.

Saat itu tidak ada lagi yang ingin kulakukan. Aku tidak berlama-lama di lapangan parkir seperti biasa. Aku langsung naik ke mobil tebenganku yang untungnya langsung tancap gas setelah aku naik, meninggalkan semua kenangan di belakangku yang mempermudahku untuk melupakan ini karena tidak harus melihat "mereka".