Maaf telah membuat semuanya menunggu lama. Aku sempat memutuskan tidak akan meneruskan blog ini, tapi atas permintaan para pembaca aku kembali menulis. Untuk sekedar mengingatkan, di bagian sebelumnya aku telah menceritakan bagaimana dia telah membuatku begitu bahagia di hari ulang tahunku. Selanjutnya aku akan menceritakan semua kebenaran kisah cintaku. Aku akan memaparkan segalanya, yang selama ini masih kabur. Semuanya, seluruh kunci yang bisa dibilang kesalahanku dalam membuat pilihan yang sebenarnya sangat menentukan kelanjutan dari kisah ini. Di sinilah cerita sesungguhnya baru akan dimulai...
Berbulan-bulan telah berlalu dan aku masih sama dengan diriku yang dulu, masih terlalu bodoh untuk belajar dari kesalahanku. Semua ini membuatku tidak mendapatkan perkembangan yang berarti dalam usaha untuk menjadi semakin dekat dengan "si dy". Memang kami masih sering bertemu untuk bertegur sapa (sebenernya gw yang suka sengaja lewat-lewat di depan dia), tapi aku merasakan sesuatu yang begitu menggangguku, aku merasa kita semakin jarang mengobrol. Aku merasakan kita tidak sedekat dulu.
Aku merasa semuanya murni kesalahanku. Sebenarnya aku merasakan bahwa dia sayang padaku, tapi aku tidak yakin. Takut itu hanya perasaanku. Aku juga tidak pernah yakin akan diriku sendiri, aku tidak yakin siap mendampingi dirinya. Aku tau semua ini salahku, aku telah menggantungkan hubungan ini, aku menggantungkan cinta yang dia berikan. Betapa bodohnya diriku, betapa egois dan pengecutnya aku.
Dulu memang aku sempat mempunyai alasan yang sebenarnya bodoh dan aku buat-buat sendiri. Aku belum siap karena tidak memiliki alat komunikasi sehingga aku takut tidak dapat berkomunikasi dengan baik di luar sekolah. Aku takut hubungan kita tidak dapat bertahan. Namun sekarang seharusnya tidak ada alasan lagi, aku sudah punya alat komunikasi yang kubutuhkan itu, aku sudah mendapatkan handphone yang kuinginkan. Tapi... apa yang kulakukan? Tetap saja tidak ada perubahan, tidak ada usaha dariku. Aku tidak berusaha mendapatkan nomor handphonenya. Aku terlalu takut untuk memintanya. Bagaimana dengan meminta dari teman lain? Tidak, aku terlalu malu, lagipula tidak ada seorang pun yang tau tentang perasaanku kepadanya. Aku tak pernah bercerita hingga suatu saat...
Di hari Sabtu, di saat aku mengikuti eskul catur yang mungkin seharusnya membosankan dan kelihatannya serius, tapi kenyataannya jadi seperti gabungan pasar, kebun binatang, dan rumah sakit jiwa. Semua gara-gara isinya anak-anak blangsak yang dari SMP udah ikut catur (sebenernya sih cuma buat pelarian. Kalo boleh cerita sedikit, dulu guru catur yang di SMP sempet mau bunuh diri gitu sakin stressnya! Jadi kebayang ya?! Gimana nggak? Orang eskulnya catur pada maen gundu. Ckckck.) Kembali ke cerita, pagi itu kami anak-anak laknat main catur sambil ngeliatin anak MD, bercanda, teriak-teriak, dsb. Menjelang akhir, kita sudah mulai bosan dan mulai ngobrol sendiri-sendiri. Saat itu aku mengobrol dengan Johan dan tiba-tiba ia bertanya kepadaku, "Lu lagi deket sama siapa sih Mike? Cri cewe lah!". Aku bingung harus berkata apa, aku terlalu malu untuk menceritakan rahasiaku karena ini cinta pertamaku. Aku hanya diam dan menggeleng sambil senyum-senyum. "Cerita-cerita lah Mike! Sama temen sendiri juga! Ayolah!" Aku tetap menolak untuk menjawabnya. Kami terus berdebat dan entah kenapa semakin lama aku semakin terdorong untuk menceritakannya. Padahal sebelum-sebelumnya tidak ada yang pernah berhasil membuatku membuka mulut. Bujukan Johan emang maut! Dasar iblis^^! Akhirnya aku kalah dan mau juga memberitahunya, tapi aku tidak mau menyebutkan namanya begitu saja. Aku tetap keras kepala, aku menyuruh dia menebaknya, agak lama namun akhirnya dia berhasil. Aku menyuruhnya berjanji untuk menyimpan rahasia itu.
Robux Free Today
3 tahun yang lalu
1 komentar:
widih ada kendro! semangat kend! love will never make you lost. skrg mungkin lost tapi ketika lo bersabar maka lo akan menemukan cinta sejati dan lo ga akan pernah tersesat lago (hallaahh hahaha) pokoke semangat coy!
Posting Komentar